Dekadensi kebangsaan

25 Juli 2008
Bangsa Indonesia sudah saatnya kembali memikirkan tentang masa depan kebangsaannya sendiri. Hal ini dikarenakan telah ada indikasi melemahnya nilai dan jiwa kebangsaan Indonesia. Sebagai bukti nyata adalah semakin maraknya fanatisme kelompok/golongan/organisasi yang mengarah kepada kedisharmonisan sebagai anak bangsa. Mulai dari kasus-kasus politik, moralitas, ideologi bangsa,bahkan juga kasus-kasus agama. Hal ini menurut asumsi penulis adalah buah dari semakin berkurangnya nilai kebangsaan kita, baik sebagai warga negara maupun sebagai umat manusia.
Kita adalah bangsa Indonesia. Sebagai bangsa, hal utama yang perlu ditanamkan adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Bukan rasa persatuan dan kesatuan golongan atau kelompoknya. Biarpun kita beraneka ragam, ber-Bhinneka, namun mestinya kita harus bisa dan mesti menempatkan persatuan bangsa di atas kepentingan golongan atau kelompoknya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu berjiwa besar pula. Tatkala kepentingan kelompok kita ada yang kalah atau gagal, mestinya kita langsung berlapang dada. Terlepas itu ada suatu keganjilan dalam prosesnya, kita mesti memikirkan ke depan itu harus bagaimana dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi, kalau dalam bahasa polpulernya, sikap visioner kita harus dikedepankan. Jangan sampai langkah yang kita ambil itu justru semakin mengkerdilkan kita atau menjadikan kita terpecah belah. Bahkan jangan sampai kita menjadi lemah. Di sinilah akan pentingnya nilai dan jiwa kebangsaan kita diuji dan dipertaruhkan. Oleh karena itu, marilah kita berupaya menata kembali sekaligus memantapkan diri untuk selalu menjaga nilai-nilai kebangsaan kita ini. Semoga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, kokoh dan kembali disegani oleh bangsa lain di muka bumi ini. Amin

0 komentar: