Selalu Semangat, Kawan.

21 November 2008

Pagi ini adalah pagi yang ceria. Walau cuaca seperti hari-hari sebelumnya mendung namun berbeda dengan suasana hatiku. Saat ini ku sangat bahagia karena kemarin timku menang saat mengikuti turnamen Sepakbola. Walau kelasnya hanya tarkam namun rasanya jauh dari itu. Di kala kesibukanku yang semakin bertambah, baik dari kegiatan rutin sebagai abdi negara juga sebagai seorang 'aktivis' sosial kemasyarakatan orang bilang, aku dapat mencari lahan untuk berolahraga melalui sepakbola. Yach,... sepakbola. Olahraga inilah yang menjadi favoritku semenjak aku kecil. Adrenalinku langsung memuncak tatkala ada tontonan sepakbola atau melihat orang bermain sepakbola. Apalagi kalau pertandingannya berlangsung seru. Waduh..... sulit dech dibayangkan seperti apa bahagianya. Dan tak seorang pun dapat mencegah kebahagiaan ini. Karena lewat inilah seluruh beban tanggung jawab di pundak jadi sirna tergantikan oleh kepuasaan, rasanya plong katanya iklan di televisi. Orang bilang pelampiasan dari segala kepenatan dan kesibukan melalui cara yang positif yaitu olahraga.

Kembali ke turnamen kemarin. Kenapa aku bahagia banget? Sebab sebelum pertandingan, katakanlah selama persiapan sangat banyak sekali rintangan, gangguan dan hambatannya. Mulai dari pemain, waktunya sampai masalah keluarga. Bagaimana ngebayangkan, satu jam sebelum pertandingan dimulai, tak seorang pun pemain yang datang. Padahal jauh-jauh hari sudah diberitahukan ke teman-teman klub. Namun, baru kusadari bahwa ternyata ada 'permainan' tidak sehat yang masuk ke klubku. Dimana sebagian rekan pemain yang terpaksa ikut klub lain, hanya karena ada kepentingan sesaat yang akan dituju. Indikasinya muncul tatkala latihan 2 hari yang lalu, ketika aku mengajak salah satu rekan tentang keikutsertaan di turnamen. Dan ajakanku itu tidak sambut dengan baik, bahkan memberitahuku kalau rekan-rekan yang lain juga ikut di klub lain. Ya, bagiku sih ndak masalah walaupun dianya tidak ikut. Toh, masih sangat-sangat banyak rekan lain yang pingin ikutan walau levelnya masih taraf pendatang baru. Nyatanya, ketika aku hubungi rekan yang lain, ternyata tidak semuanya ikut dan justru menunggu kapan klub kita akan main. Inilah yang membuatku merasa aneh. Ada apa ini? Apa ada kesalahan selama ini? Kata teman-teman sih ga ada. Akhirnya setelah saya telusuri dan saya amati, muncul asumsi bahwa ada kepentingan sekelompok orang yang ingin memanfaatkan klub untuk meraih satu tujuan tertentu. Padahal, jauh-jauh hari ketika klub ini didirikan aku sudah menyampaikan berulang-ulang bahwa olah raga adalah olah raga. Olah raga merupakan ajang mencari hiburan dan menyalurkan hobi. Olah raga adalah momen bersatunya orang dari berbagai kelompok, kepentingan politik, agama, suku, dan sebagainya. Dan aku tekankan bahwa jangan sampai mencari kesempatan dalam kesempitan. Jangan dikaitkan olah raga dengan politik, keyakinan orang dan sebagainya. Justru kalau ingin berkarya bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain melalui sepakbola. Dan berbagai macam pengertian dan pemahaman yang berulang kali dalam berbagai kesempatan aku sampaikan ke teman-teman. Dalam persiapan itu, temanku sampai marah melihat sikap teman-teman tadi. Ketika sore kemarin, kebetulan aku pulangnya juga telat karena secara tidak terencana ada tugas kantor yang harus selesai. So, temanku satu-satunya yang menjadi single man yang menghubungi teman-teman yang belum datang. Untungnya, ada handphone, sehingga walau jarak jauh aku turut memanage persiapan kemarin. Singkat kata, sesaat sebelum jam main dimulai, timku sudah lengkap. Walaupun dengan mendatangkan pemain dari daerah lain 2 orang. Dari total pemain inti yang ada, separuh lebih ada di lapangan dan sebagian kecilnya memang ijin telat karena ada kepentingan. Kembali ke trouble-maker di atas, ternyata dugaanku sedikit benar, karena di antara penonton ada orang yang selama ini saya curigai aktor dibalik semua ini. Heran juga sih hujan-hujan gini di rela nonton, tapi kalau aku tarik ke belakang, memang sudah selayaknya dia melakukan ini kalau tujuannya ingin tercapai. Dia pulang pasti akan berhitung dan menyusun rencana, mencoba strategi lain. Kutunggu aja. Siapa takut???? Justru aku tambah semangat lho. Jiwa muda sih. Asal, berfastabiqul khairat loh. Jelek-jelek begini, gue khan pernah dapat ilmu strategi di kampus dulu. Tapi aku kusnudzon saja, kali aja dia ingin melihat permainan klub kampungnya itu. 

Nah, ending-nya kita menang besar kawan! Skor 5-2 tetap bertahan hingga peluit akhir pertandingan. Dan kecemasanku sirna seketika berganti menjadi perasaan bahagia. Tarix Jabrix FC menuju babak kedua menunggu calon lawan berikutnya. 

Nah, lagu berikut ini salah satu sumber inspirasi buatku. Gak tau sih, cuman ketika gundah hati begitu mendengarkan lagu ini rasanya kembali semangat lagi. Trims Kangen band. Semoga terus berkarya melalui musik Indonesia. Bagi yang pingin tau liriknya berikut ini:

Kangen Band - Kembali Pulang


bintang terlihat terang

saat dirimu datang

cinta yang dulu hilang

kini kembali pulang


lihatlah dia mulai bernyanyi

coba merangkai mimpi

cinta yang dulu pergi

kini datang kembali


wajahmu mengingatku

dengan kekasihku dulu

wajahmu mengingatkan

dengan masa laluku


reff:

kekasih yang dulu hilang

kini dia tlah kembali pulang

akan ku bawa dia terbang

damai bersama bintang


kekasih yang dulu hilang

kini dia tlah kembali pulang

betapa senang ku dendangkan

dan takkan ku lepaskan


wajahmu mengingatkanku

dengan kekasihku dulu

wajahmu mengingatkanku

dengan masa laluku


repeat reff [2x]



Lirik lagu Kangen Band - Kembali Pulang ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Kangen Band - Kembali Pulang.

Pengalaman Tajemtra 2008

25 Agustus 2008
Kemarin lusa, 23 Agustus 2008, untuk kesekian kalinya Gerak Jalan Tanggul Jember Tradisional (TAJEMTRA) diadakan. Demikian pula dengan saya. Untuk yang kesekian kalinya ikut serta dalam event tahunan yang dilaksanakan oleh Pemkab Jember bekerja sama dengan KONI Jember. Awalnya tahun ini akan menjadi tahun bersejarah bagi Jember dikarenakan Tajemtra 2008 akan dibuka secara langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Namun, karena sesuatu hal gagal terwujud. Lepas kontroversi yang sedang terjadi, Tajemtra 2008 ini yang berjarak 36 km dari Tanggul ke Jember memberikan satu pengalaman tersendiri buat saya. Bagaimana tidak,...

Belajar Nge-Brik

20 Agustus 2008

Bermula dari kegiatan TAGANA, ada pikiran tuk coba belajar make HT. Yach...untuk tambahan wawasan saja. Eh...ternyata jadi ketagihan tuk belajar cara komunikasi via HT. Kebetulan ada teman yang menawarkan HT bekas dan sekarang lagi dicek nih, masih fungsi ga tuh HT. Mulai dari bentuk fisiknya, kemudian modulasi gelombangnya. Juga tool2 yg ada di menu ga luput tuk di cek. Jadinya, ya sekarang sambil mencoba menghafal berbagai macam sandi.

SANDI ANGKA

1-1 : Hubungi per telepon
1-4 : Ingin bicara diudara (langsung)
3-3 : Penerimaan sangat jelek/orang gila
3-3L : Kecelakaan korban luka
3-3M : Kecelakaan korban material
3-3K : Kecelakaan korban meninggal
3-3KA : Kecelakaan kereta api
3-4-K : Kecelakaan, korban meninggal, pelaku melarikandiri
4-4 : Penerimaan kurang jelas
5-5 : Penerimaan baik/sehat
8-4 : Tes pesawat/penerimaannya
8-6 : Dimengerti
8-7 : Disampaikan
8-8 : Ingin berjumpa langsung
10-2 : Posisi/keberadaan
10-8 : Menuju
2-8-5 : Pemerkosaan
3-3-8 : Pembunuhan
3-6-3 : Pencurian
3-6-5 : Perampokan
8-1-0 : Pembunuhan
8-1-1 : Hidup
8-1-2 : Berita agar diulangi (kurang jelas)
8-1-3 : Selamat bertugas
8-1-4 : Laporan/pembicaraan terlalu cepat
8-1-5 : Cuaca
8-1-6 : Jam/waktu
8-1-9 : Situasi

SANDI ALPHABET

A : Ambon
B : Bandung
C : Cepu
D : Demak
E : Ende
F : Flores
G : Garut
H : Halong
I : Irian
J : Jepara
K : Kendal
L : Lombok
M : Medan
N : Namlea
O : Opak
P : Pati
Q : Quibek
R : Rembang
S : Solo
T : Timor
U : Ungaran
V : Viktor
W : Wilis
X : Ekstra
Y : Yongki
Z : Zainal

SANDI HURUF

Taruna : Berita
Gelombang : Jam/waktu
Semut : Pelajar
Lalat : Mahasiswa
Pangkalan : Rumah/kediaman
Cangkulan : Kantor/tempat kerja
Gajah : Derek
Komando : Kantor polisi
Tikar : Surat
Buntut tikus : Antena pendek (HT)
Belalai gajah : Antena atas
Laka : Kecelakaan
Jaya 65 : Kebakaran
Timor Kupang Pati : Tempat Kejadian Perkara
Timor Lombok Pati : Telepon
Timor Kupang Ambon : TerKendali
Aman
Halong Timur : Handy Talky (HT)
Halong Pati : Hand Phone (HP)
Kupang Rembang : KendaRaan
Kupang Ambon : Kereta Api
Wilis Kendal : Walikota
Kendal Cepu : KeCamatan
Kendal Lombok : KeLurahan
Rembang Wilis : RW
Rembang Timur : RT
Rembang Rembang : Serse
Rembang Solo : Rumah Sakit
Rembang Pati : Rupiah
Anak Kijang : Pencuri/Tersangka
Ambon Pati : Anggota Polri
Ambon Demak : Angkatan Darat
Ambon Lombok : Angkatan Laut
Ambon Ungaran : Angkatan Udara
Pati Medan : Polisi Militer
Timor Medan : Tamu/Teman
Kresna : Presiden
Bima : Wakil Presiden
Timor Bandung I : Kapolri
Metro I : Kapolda
Timor I : Kapolres
Lombok-Lombok : Lalu Lintas
Timor Lombok : Lampu Lalu Lintas/Traffic Light
Opak Pati Solo : Derek
Lombok Pati : Kantor Polisi
Lombok Irian : Surat
Lombok Demak : Antena Pendek (HT)
Bandung-Bandung : Barang Bukti (BB)
Bandung2 Padat : Makan
Bandung2 Medan : Bahan Bakar Minyak
Lampiran/Ambon : Istri
Monik : Anak
Solo Bandung : Stand By
Solo Garut : SiaGa
Medan Demak : Meninggal Dunia
Pati Ambon Medan : Pengamanan
Aambon Pati-Pati : Apel
Palang Hitam : Mobil Jenazah
Demak Pati Kendal : Dinas Pemadam Kebakaran

The Phonetic Alphabet

A - ALPHA
B - BRAVO
C - CHARLIE
D - DELTA
E - ECHO
F - FOXTROT
G - GOLF
H - HOTEL
I - INDIA
J - JULIETT
K - KILO
L - LIMA
M - MIKE
N - NOVEMBER
O - OSCAR
P - PAPA
Q - QUEBEC
R - ROMEO
S - SIERRA
T - TANGO
U - UNIFORM
V - VICTOR
W - WHISKEY
X - X-RAY
Y - YANKEE
Z - ZULU
0 - Ze-Ro
1 - Wun
2 - Too
3 - Tree
4 - Fow-Er
5 - Fife
6 - Six
7 - Sev-En
8 - Ait
9 - Nin-ErCEASE FIRE: Stop firing all weapons.

yah untuk lebih jelasnya bisa di baca di http://daemors.890m.com/goBLOG/sekilas-komunikasi-radio-di-airsoft-game/

Politik Dakwah atau Dakwah Politik

11 Agustus 2008
Hidup mulia atau mati syahid.
Itulah slogan, semboyan yang penulis sering baca dulu saat kuliah. Kata mutiara ini ternyata sudah ada sejak jaman perjuangan melawan penjajah saat Indonesia belum merdeka dulu. Begitu mendengar atau membaca istilah itu jantung penulis seakan berdetak kencang seperti genderang mau perang... begitu kira-kira katanya Ahmad Dhani. Memang kalau dicerna begitu dalamnya filosofinya. Yang jelas... itu semua untuk membangkitkan semangat kaum muslimin atau bangsa Indonesia ketika itu untuk berani dan pantang menyerah melawan penjajah. Hingga saat ini pun slogan tersebut ternyata menjadikan ilham salah satu organisasi ekstra kampus terkenal sebagai motto gerakannya. Sangatlah wajar bila kita menjadikan sesuatu untuk dapat meningkatkan citra atau pamor suatu organisasi. Demikian pula dengan istilah sebagaimana judul di atas Politik Dakwah. Lebih jelasnya Politik untuk berdakwah. Atau kah strategi dalam berdakwah?
Atau berdakwah dalam berpolitik?
Yang jelas, jangan sampai dakwah dijadikan obyek atau media politik dalam arti dijadikan kamuflase untuk meraih kekuasaan dengan mengagung-agungkan dakwah. Meminjam kata-kata dari Buya Ahmad Syafi'i Maarif bahwa antara politik dan dakwah ada perbedaan yang sangat tajam. Dakwah itu merangkul, sedangkan politik itu memisahkan. Dakwah itu memperbanyak kawan, sedangkan politik itu memperbanyak lawan. Politik is politik. Dakwah is dakwah. Sangat berbeda jalurnya, setidaknya untuk masa-masa sekarang. Dengan catatan besar dalam berpolitik praktis. Jadi, sekali lagi, yang penulis maksud adalah dalam berpolitik praktis. Beda dengan jaman ketika Rosululloh SAW masih hidup. Semua aspek kehidupan dapat dipertemukan. Karena ada kiblat yang benar-benar menjadi panutan. Lalu, apakah tidak dapat dipraktekkan di masa sekarang. Bisa, tapi itu sulit kawan! Sulit! Karena sudah begitu banyak kepentingan. Multi tujuan dan multi dimensi. Dakwah untuk keharmonisan umat sedangkan politik belum tentu. Apalagi saat ini di Indonesia yang namanya partai politik sangat menjamur. Sehingga, menurut hemat penulis, lebih tepat kalau kita berdakwah saja, tanpa harus bersayap politik, atau politik bersayap dakwah.

Makna Kemerdekaan saat ini

31 Juli 2008
Telah lama sekali bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Merdeka dari penjajahan kolonial Belanda yang telah hampir 350 tahun menjajah negeri tercinta ini. Arti merdeka ketika bangsa ini diplokamirkan adalah telah terbebasnya belenggu campur tangan Belanda sejak tanggal 17 Agustus 1945. Dan saat itu pula kita bebas menentukan nasib kita sendiri sebagai bangsa yang berdaulat sebagaimana Pembukaan UUD 1945.Hingga peringatan Kemerdekaan RI tahun ini, yang mana kita telah 'merdeka' selama 63 tahun bila menilik Proklamasi 17 Agustus 1945. Namun, timbul pertanyaan bagi saya. Apa benar kita telah merdeka? Bila melihat kondisi bangsa ini saat ini, dimana rakyat masih banyak yang merana dan sengsara, pertanian kita yang sedang diuji dengan berbagai masalahnya walau kita masih dengan bangganya menyatakan sebagai negara agraris. Juga masalah sumber daya alam kita di jamrud khatulistiwa yang makin lama makin meradang dan hampir punah dikarenakan diambil secara besar-besaran oleh para gerandong-gerandong asing. Sebut saja Freeport, Newmont, juga calonnya Blok Cepu. Belum lagi sudah terbukanya kerahasiaan wilayah NKRI dengan telah dijualnya aset paling penting modal bangsa saat ini, yaitu media komunikasi dan informasi seperti Indosat, Telkom dan lainnya. Dimana negara-negara lain bisa dengan mudahnya memata-matai wilayah kita walau sekecil lalat pun tanpa harus masuk secara fisik. Hanya cukup dengan nongkrong di ruangan ber-AC di gedung bertingkat sambil menghisap cerutu yg juga produk tembakau dari Indonesia mungkin, memelototi kawasan Indonesia. Oooh... sungguh mengenaskan bila diteruskan uraian ini.
Oleh karena itu, pada dasarnya kita masih belum merdeka, kawan. mari kita rebut kemerdekaan kita itu! Dengan bersatu padu semua komponen bangsa, dan mengedapankan wawasan kebangsaan daripada wawasan golongan/organisasi, Insyaalloh kita bisa!
Mari kita mulai dari diri kita. Dengan bersikap jujur dan bijaksana. Semoga Alloh SWT menerima ikhtiar kita. Amin.

Dekadensi kebangsaan

25 Juli 2008
Bangsa Indonesia sudah saatnya kembali memikirkan tentang masa depan kebangsaannya sendiri. Hal ini dikarenakan telah ada indikasi melemahnya nilai dan jiwa kebangsaan Indonesia. Sebagai bukti nyata adalah semakin maraknya fanatisme kelompok/golongan/organisasi yang mengarah kepada kedisharmonisan sebagai anak bangsa. Mulai dari kasus-kasus politik, moralitas, ideologi bangsa,bahkan juga kasus-kasus agama. Hal ini menurut asumsi penulis adalah buah dari semakin berkurangnya nilai kebangsaan kita, baik sebagai warga negara maupun sebagai umat manusia.
Kita adalah bangsa Indonesia. Sebagai bangsa, hal utama yang perlu ditanamkan adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Bukan rasa persatuan dan kesatuan golongan atau kelompoknya. Biarpun kita beraneka ragam, ber-Bhinneka, namun mestinya kita harus bisa dan mesti menempatkan persatuan bangsa di atas kepentingan golongan atau kelompoknya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu berjiwa besar pula. Tatkala kepentingan kelompok kita ada yang kalah atau gagal, mestinya kita langsung berlapang dada. Terlepas itu ada suatu keganjilan dalam prosesnya, kita mesti memikirkan ke depan itu harus bagaimana dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi, kalau dalam bahasa polpulernya, sikap visioner kita harus dikedepankan. Jangan sampai langkah yang kita ambil itu justru semakin mengkerdilkan kita atau menjadikan kita terpecah belah. Bahkan jangan sampai kita menjadi lemah. Di sinilah akan pentingnya nilai dan jiwa kebangsaan kita diuji dan dipertaruhkan. Oleh karena itu, marilah kita berupaya menata kembali sekaligus memantapkan diri untuk selalu menjaga nilai-nilai kebangsaan kita ini. Semoga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, kokoh dan kembali disegani oleh bangsa lain di muka bumi ini. Amin